Pessel, Lintastiga.com–Tingginya ancaman bencana alam sebagaimana sering terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), harus disikapi oleh masyarakat secara proaktif dengan cara melakukan pengawasan terhadap kawasan hutan yang berbatasan langsung dengan pemukiman warga.
Hal itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dari Fraksi PDI-P, Iel Fauzi Anwar, kepada Padang Ekspres, Jumat (1/11) di Painan, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini.
“Sebagai daerah yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas bahkan mencapai 70 persen dari luas wilayah, maka sudah sebuah kewajiban bagi masyarakat di daerah ini untuk sama-sama menjaga kelestarian hutan dari aksi pembalakan dan penebangan secara liar,” katanya.
Hal itu dia tegaskan karena dia tidak menginginkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sebagaimana terjadi ketika memasuki akhir tahun pada 2023 lalu, kembali terulang di daerah itu.
“Sebab kita sama-sama tahu bahwa Pessel dengan keberadaan sungainya yang cukup banyak dan berhulu di sepanjang gugusan Bukit Barisan (BB) dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), memiliki kemiringan yang cukup tajam. Kondisi ini akan membuat arus sungai ketika meluap saat terjadi hujan deras akan sulit terbendung, yang pada akhirnya bisa memicu terjadi banjir bandang. Agar ini bisa diantisipasi, maka pengrusakan hutan melalui penebangan secara liar harus dihentikan,” ingatnya.
Dia menjelaskan bahwa upaya itu bisa dilakukan melalui pengawasan masyarakat secara bersama agar ruang gerak oknum-oknum yang melakukan praktek ilegal logging yang bisa berdampak terhadap kerusakan lingkungan akan semakin sempit.
“Masyarakat juga harus tahu bahwa praktik illegal logging dan perambahan hutan itu bisa berdampak terhadap berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor bahkan juga kekeringan. Agar kekuatiran ini tidak terjadi, sehingga kepada masyarakat diminta untuk mengawasinya. Bila ditemui ada praktek penebangan liar, segera laporkan,” tegas anggota DPRD Dapil III Pessel itu.
Dia juga menambahkan bahwa dampak bencana banjir yang terjadi pada tanggal 7 Mei 2024 lalu oleh masyarakat Kecamatan Lengayang, hingga saat ini masih belum hilang.
“Ini saya sampaikan karena banjir yang disebabkan oleh hujan deras pada 7 Mei 2024 lalu itu telah membuat Bandung Irigasi Koto Kandis, di Nagari Kambang Timur jebol, dan juga membuat jembatan sepanjang 40 meter di atas bendung itu putus. Hingga saat ini ribuan hektar lahan pertanian masyarakat di kecamatan itu masih belum bisa diolah karena mengalami kekeringan,” tutupnya.
Ket : Foto Anggota Komisi III DPRD Pessel, Iel Fauzi Anwar. (dok IEL)