JURNAL NGAWI– Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barraa, yang dikenal dengan panggilan Gus Bupati, meresmikan tiga inovasi layanan digital yang diharapkan dapat memperkuat sistem pemerintahan yang transparan, efisien, dan bertanggung jawab.
Acara yang diadakan di Pendopo Graha Maja Tama ini menjadi momen peluncuran Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD), SP2D (Surat Perintah Perjalanan Dinas) Online, serta PURNADI (Pelayanan Surat Penghentian Pembayaran Digital).
Dalam arahannya, Gus Bupati menekankan bahwa keuangan daerah yang dielola oleh OPD merupakan amanat yang harus dipertanggungjawabkan.
Ia menyebut KKPD sebagai inovasi penting yang mempermudah pencatatan transaksi sekaligus mengurangi risiko penyalahgunaan dana.
“Melalui KKPD, pengeluaran pemerintah daerah tercatat lebih mudah, jelas, dan risiko penipuan dalam transaksi tunai bisa diminimalisir,” kata Gus Bupati.
1. KKPD: Pengendalian Pengeluaran Daerah Lebih Presisi
Kartu Kredit Pemerintah Daerah memungkinkan setiap aktivitas pemerintah direkam secara elektronik, mempermudah proses pelaporan dan pengawasan. Tindakan ini dianggap mampu menghemat waktu sekaligus memperkuat sistem pengendalian internal.
2. SP2D Online: Perjalanan Dinas Tanpa Proses Rumit
KKPD akan terhubung dengan SP2D Online, yang menangani surat perjalanan dinas secara digital. Sistem ini diharapkan mengurangi hambatan birokrasi dan mempercepat proses administrasi perjalanan dinas bagi Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemkab Mojokerto.
3. PURNADI: Layanan Langsung untuk Pensiunan Aparatur Sipil Negara
Inovasi ketiga berupa aplikasi PURNADI, yang menggantikan SKPP tradisional. Layanan ini mempermudah pegawai negeri sipil dalam melakukan penghentian pembayaran secara digital dan langsung.
Kepala BPKAD Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah, menekankan bahwa PURNADI hadir guna menghilangkan kesan “lama dan rumit” dalam pengajuan hak pensiun.
“Dengan aplikasi ini, proses dapat dilakukan kapan saja, tanpa perlu menunggu lama,” kata Iwan.
Bupati Gus mengakhiri acara dengan pesan moral bahwa seberapa canggihnya teknologi, faktor manusia tetap menjadi kunci keberhasilan.
“Teknologi hanyalah alat. Yang menentukan adalah integritas dan komitmen manusianya,” tegasnya.