LEASH v2 Segera Dirilis: Migrasi Token Shiba Inu Dimulai Hari Ini

Lintaskriminal.co.id –– Setelah sempat ditunda akibat audit keamanan dan perbaikan kontrak, tim pengembang Shiba Inu akhirnya mengonfirmasi bahwa proses pemindahan dari token LEASH versi pertama (LEASH v1) ke versi kedua (LEASH v2) telah siap dijalankan dalam beberapa hari mendatang.

Pernyataan ini diumumkan dalam unggahan blog resmi Shiba Inu, Jumat (12/9), yang menyebutkan bahwa seluruh proses audit terhadap kontrak LEASH v2 telah selesai. Audit dilakukan oleh Hexens, perusahaan keamanan siber yang berfokus pada Web3 dan memiliki reputasi baik di jaringan Ethereum, Solana, Cosmos, hingga BNB Chain.

“Migrasi akhirnya selesai. Seluruh sistem telah diverifikasi oleh pihak ketiga,” tulis tim pengembang Shiba Inu.

Pemindahan LEASH v2 akan dilakukan secara bertahap agar memberikan kesetaraan bagi semua pemegang token. Pada tahap awal, pemilik langsung LEASH v1, termasuk yang telah melakukan pembekuan atau staking tokennya, dapat melakukan proses pemindahan dengan cara membakar atau memblokir LEASH v1 untuk mendapatkan LEASH v2. Tingkat pertukaran akan disesuaikan sesuai dengan jumlah LEASH v1 yang tersedia saat ini.

Likuiditas dari Uniswap V2 dan ShibaSwap V1 juga akan ditangani dalam tahap ini.

Tahap kedua akan melibatkan proses yang lebih rumit, khususnya bagi pemilik likuiditas di Uniswap V3 dan ShibaSwap V2. Dalam tahap ini, diperlukan snapshot dan bukti penarikan untuk memastikan tidak ada nilai yang terjebak dalam jaringan.

Terakhir, tahap ketiga akan melibatkan pengguna jembatan (bridge users) dan pemegang LEASH yang berada di jaringan Shibarium, yang akan menerima pertukaran token dengan rasio 1 banding 1.

Tim pengembang menekankan bahwa seluruh proses pemindahan hanya boleh dilakukan melalui tautan sah di situs tersebut.Shib.iodan saluran media sosial resmi Shiba Inu. Hal ini penting untuk mencegah penipuan yang sering menargetkan pengguna saat terjadi perubahan sistem atau token.

Migrasi ini bukan hanya tentang peningkatan fitur, tetapi juga tindakan krusial untuk memulihkan kepercayaan pengguna. Sebelumnya, kontrak LEASH v1 dijual sebagai token dengan pasokan tetap. Namun ternyata terdapat kelemahan dalam sistem rebase yang memungkinkan pihak tertentu mengubah pasokan melalui proxy.

Celah ini pernah dimanfaatkan di awal tahun dan menyebabkan pasokan token LEASH meningkat sekitar 20 persen secara tak terduga. Kejadian ini menggoyahkan kepercayaan komunitas dan memaksa tim pengembang untuk mengambil tindakan keras.

Solusinya adalah mengembangkan LEASH v2, yang sepenuhnya menghilangkan semua kemungkinan pencetakan (minting) dan rebase. Seluruh pasokan LEASH v2 telah dicetak sejak awal (pre-minted) dan disimpan dengan aman di dompet multisignature.

Selanjutnya, setelah masa migrasi selesai, seluruh LEASH v2 yang belum diambil akan dihancurkan. Tindakan ini dilakukan guna mempertahankan jumlah token yang terbatas, menjaga nilai dalam jangka panjang, serta mencegah inflasi.

Di tengah pengumuman tersebut, harga token LEASH masih menunjukkan penurunan. Pada Jumat (12/9), LEASH mencatatkan penurunan sebesar 3,22 persen dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan pada level USD 24,94 atau sekitar Rp 410.463.

Meski demikian, komunitas Shiba Inu merespons dengan baik berita ini karena dianggap sebagai tanda bahwa tim pengembang benar-benar memperhatikan keamanan serta masa depan ekosistem mereka.