Dinas TPHP Limapuluh Kota Terapkan Penyuluhan dari Petani untuk Petani

LIMAPULUHKOTA, lintastiga.com – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Limapuluh Kota menerapkan sistem penyuluhan dari petani untuk petani (farmer to farmer extension) di Nagari Mungo, Kecamatan Luak, Limapuluh Kota, Selasa (12/07/2022).
Kepala Dinas (TPHP) Limapuluh Kota diwakili Kepala Bidang Penyuluhan Vivi Febria Eka Putri membuka kegiatan penyuluhan yang diikuti 50 orang petani.
Vivi menyampaikan kegiatan ini bertujuan unutk mempercepat diseminasi peningkatan produksi padi dan tanaman pangan bernilai ekonomi tinggi.
“Tanaman padi menjadi kebutuhan pokok yang tetap harus menjadi prioritas pembinaan. Jika kita lalai, maka ancaman kekurangan pangan pokok akan menghadang pergerakan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ucap Vivi.
ia menjelaskan luas panen padi pada 2020 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan luas panen 2019, yakni dari 56.920 hektare menjadi 62.043 hektare. Hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi padi secara keseluruhan di Limapuluh Kota.
Di sisi lain, produksi padi juga mengalami kenaikan, yakni dari 237.028 ton per hektare pada 2019 menjadi 267.971,50 ton per hektare pada 2020. Sebaliknya produktivitas per hektar pada 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari 4,16 ton per Hektare menjadi 4,32 ton per hektre.
Vivi menyampaikan proses pembelajaran sesama petani ini merupakan rangkaian pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL), dimana pada akhir pelaksanaan dilakukan pertemuan berbagi pengalaman antar petani.
“Dalam kegiatan ini diberikan gambaran nyata kepada petani non peserta tentang hasil penerapan teknologi saat pembelajaran,” imbuhnya.
Ia menambahkan Kecamatan Luak dengan luas sawah 1.927 hektare diharapkan mampu melakukan peningkatan produksi dan prduktifitas melalui program IPDMIP dengan sekolah lapangnya dan rangkaian kegiatan lainya termasuk forum berbàgi pengalaman antar petani.
Sementara itu, Koordinator Pelaksana Kegiatan Erfiyanti mengatakan kegiatan penyuluhan ini dilakukan di daerah irigasi kewenangan provinsi dan kewenangan kabupaten.
“Peserta forum berbagi pengalaman antar petani ini berjumlah 50 orang terdiri dari 36 orang perempuan dan 14 orang laki-laki dengan 10 orang narasumber yang merupakan perwakilan petani peserta Sekolah Lapang 2022,” ucap Erfiyanti.
Ia menyampaikan kegiatan ini untuk desiminasi teknologi bagi petani lain yang belum pernah mengikuti pelaksanaan Sekolah Lapang (SL). Selain itu juga akan mempercepat jumlah petani penerima manfaat IPDMIP yang telah ditargetkan dengan menggunakan metoda berbeda.
Metode yang digunakan berbagi pengalaman keberhasilan yang dicapai oleh petani setelah menerapkan teknologi yang diperoleh selama mengikuti SL.
Materi pokok bahasan dalam forum tukar pengalaman antar petani ini disampaikan perwakilan peserta SL. Sedangkan Penyuluh Pertanian Lapangan memfasilitasi proses untuk mendorong partisipasi aktif peserta dan terbangunannya dialog dengan petani lain.
Peserta dari Nagari Andaleh, Kecamatan Luak Yuliwirman mengatakan kegiatan forum petani ini sangat bermanfaat bagi petani dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman.
“Tidak bisa dipungkiri apa yang telah dipaparkan oleh petani sebagai narasumber tadi sangat nyata telah dilihat keberhasilannya di lapangan untuk meningkatkan produksi tanaman padi,” tutur Yulwirman.
Ia menyebut peningkatan produksi pertanian tersebut terkait teknologi Jejar Legowo, pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) serta pencatatan usaha tani.
Khusus tentang pencatatan usaha tani, selama ini hampir semua petani belum melakukannya secara benar. Kalaupun ada, hanya perkiraan biaya dengan pencatatan secara umum.
“Dengan adanya pencatatan usaha tani yang telah dilakukan petani sebagaimana yang dipaparkan narasumber, kita dibekali dengan keterampilan yang bisa menilai apakah usaha tani kita efisien atau tidak,” ucap Yulwirman. (fik)