Indra Lesmana Kritik Dominasi Musisi Lain di Festival Jazz

, Jakarta– Dunia musik tanah air sedang ramai membicarakan tentangfestival musik jazz yang sedikit melibatkan musisi jazz sendiri. Isu ini muncul dari unggahan seorang musisi legendaris tanah air, Indra Lesmana, “Semakin sedikit musisi jazz yang tampil dalam festival jazz. Tanpa kehadiran jazz, festival jazz kehilangan semangatnya.,” tulisnya di Instagram Story pada Kamis, 10 Juli 2025. Akibatnya, banyak netizen memberikan respons terhadap hal tersebut.

Komentar Indra Lesmana Mengenai Festival Jazz

Postingan ini seakan mengkritik perayaan tersebutPrambanan Jazz Festival yang berlangsung pada 4-6 Juli 2025. Para musisi yang tampil dalam Prambanan Jazz Festival meliputi Kenny G, eaJ Park, Bernadya, serta Nasida Ria.

Promotor acara Prambanan Jazz Festival, Anas Syahrul Alimi, juga merespons kritik yang disampaikan Indra Lesmana. “Mohon maaf kami yang selalu bersalah setiap bulan Juli,” tulisnya dengan memberi judul pada unggahannya ini.

Menurut seorang promotor berusia 48 tahun, tidak apa-apa mengundang musisi yang berasal dari genre yang berbeda dalam acara festival musik jazz. Ia memberikan contoh diNorth Sea Jazz, Herbie Hancock tampil bersama John Legend. Pada Montreux Jazz Festival, Prince dan Radiohead berkolaborasi dengan Ella Fitzgerald. Di Umbria Jazz Festival, Sting berduet dengan Wayne Shorter. “Di Copenhagen Jazz Festival, terdapat 1.400 pertunjukan dalam 10 hari—dan tidak semua di antaranya adalah jazz,” katanya menambahkan.

Anas juga merasa bahwa inklusivitas dalam dunia musik merupakan masa depan. Ia memberikan satu contoh mengenai kehadiran Pearl Jam dan Foo Fighters dalamline-upFestival Jazz dan Budaya New Orleans, serta tidak menghilangkan inti dari festival tersebut, meskipun kedua band itu berasal dari semangat yang sama. Seattle sound.

Dalam unggahan lain dengan judul “Menggugat Prambanan Jazz”, Anas berpendapat bahwaJazz bukan hanya sekadar improvisasi nada dan akor, tetapi juga sebuah keberanian untuk melawan aturan dalam pembatasan kategori genre musik. Baginya, Prambanan Jazz Festival merupakan sebuah ruang tamu yang mampu menyatukan berbagai aliran musik untuk saling berbagi cerita di atas panggung, bukan hanya sekadar persaingan antar kelompok.

“Dan jika kami mengundang Kahitna, Raisa, atau bahkan musisi Korea-Amerika, bukan berarti kami melupakan sejarah jazz, tetapi karena kami ingin menciptakan pertemuan antar generasi, antar genre, dan antar hati,” tulisnya.

Jangan Memaksakan Pengklasifikasian “Festival Jazz”

Sepertinya ingin membalas unggahan Anas, ulasan terbaruIndra Lesmana di Threads pada 11 Juli 2025, memberikan satu perbandingan mengenai situasi tersebut. “Seperti membuat ‘Festival Kungfu tetapi tidak ada kungfu, yang ada adalah pencak silat dan karate, dengan alasan bahwa pencak silat lebih diminati…tulisnya.

Pada kelanjutan percakapan tersebut, ketika festival mengklasifikasikan istilah “jazz”, namun sebagian besar diisi oleh musisigenre selain itu, hal tersebut dapat menyesatkan para penonton, mengurangi visibilitas seniman jazz, serta melemahkan identitas budaya jazz itu sendiri. Indra merasa semakin sedikit musisi jazz yang tampil di festival musik jazz. Padahal, menurutnya saat ini banyak sekali bakat-bakat jazz yang harus diberi dukungan dan kesempatan tampil yang layak.

MUHAMMAD RIFAN PRIANTO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *