TEAM GARUDA 08 dan LSM Garuda NI DPW Sumatera Barat lakukan monitoring ke Lokasi Proyek Abrasi Pantai Tiku di Jorong Masang, Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, untuk memastikan pekerjaan yang menggunakan dana pusat mencapai puluhan miliaran tersebut berjalan lancar dan aman (16/11/25).
Hasil Penelusuran kedua organisasi ini dalam pekerjaannya sampai saat ini sudah nampak telah berjalan dengan semestinya. Dan menurut penuturan pihak terkait pekerjaan itu akan dikebut dan dapat rampung sampai akhir tahun 2025.
Ketua TEAM GARUDA 08 Zamzami Edwar dan Ketua Garuda NI Bj Rahmat mengatakan, kalau pihaknya turun ke lapangan untuk memastikan apakah pekerjaan sudah jalan sesuai dengan sebenarnya, dan itu bentuk kontrol sosial yang harus dilakukan secara seksama agar tidak ada asumsi-asumsi negatif tentang pekerjaan proyek untuk masyarakat ini.
Dikatakan, adapun pemberitaan yang ada muncul di salah satu media itu hal yang biasa dalam pengawasan pengelolaan uang negara. Namun perlu dicatat hasil dan fakta dilapangan untuk suplayer material batu tidak di satu tempat, ada yang dari Tigo Nagari Pasaman, ada yang dari Tandikek/Kayu tanam Kabupaten Padang Pariaman.
” Jadi untuk membedakan mana batu dari Tandikek/kayu tanam, dan mana batu dari Tigo Nagari Pasaman dan juga kita harus dilihat sedetail mungkin agar bisa membedakannya. Hal demikian agar kita semua dapat memahami kondisinya,” ujar mereka.
Sedangkan tuk melihat keabsahan legalitas galian c masing-masing kita harus datangi lokasi di mana galian c tersebut berada. Tanya sama pemiliknya. ” Sehingga kita tidak mengira-ngira. Perusahaan yang membeli material secara otomatis pasti memenuhi syarat dan ketentuannya,” jelasnya.
Berbicara tentang spek batu ukuran kecil dari 5 kg. Itu memang ada dalam Spesifikasinya. Dan memang dipesan oleh perusahaan, ukuran tersebut digunakan untuk alas pemasangan Geotec. ” Bukan tidak ada batu ukuran kecil, agar kita bisa memahami kondisinya. Kita harus turun ke lokasi,” imbuhnya.
” Dengan adanya pemberitaan kita harus bijak memahaminya. Kadang itu terjadi dikarenakan ada persaingan bisnis. Namun itu hal yang lumrah terjadi. Sebagai kontrol sosial berharap pada semua pihak, agar betul- betul memahami kondisi untuk penyelamatan pantai. Dan berharap adanya masukan- masukan positif guna kelancaran pekerjaan tersebut,” Pungkas menambahkan. (*)






