Masih Ada yang Beli, Perusahaan Pesan 100 Unit EV Neta Meski Isu Keuangan Tidak Jelas

10drama.com –– Meskipun ada berita negatif mengenai kondisi keuangan perusahaan yang disebut-sebut sedang dalam keadaan kritis, PT Neta Auto Indonesia tetap berupaya memperlihatkan keberadaannya di pasar kendaraan listrik nasional.

Perusahaan baru saja mengadakan kemitraan dengan PT Luxury Trans Indonesia dalam rangka memperoleh tambahan 100 unit kendaraan listrik Neta V-II dan Neta X.

Luxury Trans sebelumnya telah memesan 50 unit Neta V-II dalam acara GJAW (Gaikindo Jakarta Auto Week) bulan Desember 2024. Dengan penambahan ini, jumlah armada Neta yang mereka gunakan mencapai 150 unit, sebagian besar akan digunakan untuk transportasi mewah yang ramah lingkungan.

Dalam pernyataannya, pihak NETA menegaskan bahwa kerja sama ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap produk mereka. “Pemesanan tambahan ini merupakan tindakan nyata yang mendukung mobilitas hijau di Indonesia,” kata Irvan Mustafa, Kepala Pemasaran PT Neta Auto Indonesia.

Alvin Zheng dari Luxury Trans menyebutkan bahwa pemilihan Neta didasarkan pada aspek efisiensi, kenyamanan interior, serta harga yang lebih murah dibanding pesaing.

Namun, di balik upacara ini, masyarakat masih meragukan masa depan Neta. Di tingkat internasional, perusahaan induk Neta (yang berada di bawah Hozon Auto) dilaporkan sedang menghadapi tekanan besar, termasuk masalah arus kas yang menurun hingga isu kebangkrutan.

Ini menimbulkan pertanyaan: sejauh mana komitmen Neta di Indonesia dapat bertahan?

Selain itu, meskipun langkah perluasan dengan kerja sama Luxury Trans layak diapresiasi, jika masalah keuangan global yang dialami Neta semakin memburuk, maka pelanggan dan mitra di Indonesia berpotensi terkena dampaknya.

Karena itu, industri otomotif, khususnya di bidang kendaraan bertenaga listrik, memerlukan kepastian jangka panjang, baik dari segi layanan purna jual, ketersediaan komponen pengganti, maupun kelangsungan operasional. Tanpa adanya kejelasan, kerja sama besar semacam ini dapat menimbulkan ketidakpastian bagi calon konsumen dan para investor.