Penjualan Motor Listrik Menurun, Produsen Kurangi Produksi

10drama.com -.CO.ID – JAKARTA.Penurunan penjualan sepeda motor listrik selama semester I-2025 menyebabkan persediaan sepeda motor listrik di gudang meningkat.produsen mengalami penumpukan. Sambil menunggu subsidi untuk meningkatkan kembali penjualan, produsen melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi kelebihan persediaan di gudang.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (Aismoli) Budi Setiyadi mengungkapkan terjadi penurunan penjualan sepeda motor listrik pada semester pertama tahun ini sekitar 20%-30%. Akibatnya, produsen mengurangi tingkat produksinya.

Pasti akan mengurangi produksi. Ketika penjualan tidak baik, terjadi penumpukan (produk) didealer dan pabrik. Jadi kami mengurangi kapasitas karena permintaan memang tidak terlalu tinggi,” kata Budi kepada 10drama.com, Minggu (17/8/2025).

Budi mengatakan penurunan penjualan terbesar disebabkan oleh ketidakpastian subsidi sejak awal tahun. Hal yang sama juga dialami oleh produsen, yang menunggu kejelasan subsidi untuk menentukan langkah produksi berikutnya.

Namun, hal itu tidak berarti bahwa produktivitas para produsen menurun secara langsung.

Budi mengatakan bahwa saat ini para APM sedang aktif menyelesaikan komponen yang belum tersedia pada produk-produk yang sebelumnya telah laku. Pabrik-pabrik yang sebelumnya menerima subsidi kini sedang mempersiapkan berbagai jenis baru yang siap diambil oleh konsumen.

Pada dasarnya, menurut Budi, pasar motor listrik untuk konsumen pribadi masih sangat luas. Ia menyoroti penjualan sepeda listrik yang menurutnya juga cukup besar.

“Ada sebuah pabrik yang dalam setahun mampu menjual antara 500.000 hingga 700.000 unit. Itu adalah sepeda listrik, yang menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap mobilitas elektrik cukup besar,” ujar Budi.

Selain itu, APM motor listrik juga berupaya mengambil langkah lain untuk meningkatkan penjualan. Di tengah menurunnya pasar B2C (business-to-consumer), Budi menyatakan bahwa APM mulai membangun kerja sama B2B (business-to-business).business-to-business) bersama berbagai perusahaan logistik dan transportasi.

Ia mengakui skema tersebut telah berjalan sejak tahun lalu. Namun, pangsa pasar motor listrik di perusahaan-perusahaan logistik dan transportasi saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 1%. Oleh karena itu, potensi pertumbuhan masih sangat besar.

Namun demikian, Budi mengatakan bahwa tujuan utama produsen adalah konsumen individu. “Sebenarnya yang diharapkan oleh pabrik adalah B2C. Tapi sekarang masih kurang lancar,” tegasnya.