Tekno  

UKM Cerdas Bukan Hanya Andalkan AI, Tapi Bisa Kendalikan Teknologi

TANJUNGPINANG 10drama.com –Di tengah perkembangan era digital yang semakin pesat, kehadiran kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) memberikan berbagai kemudahan menarik bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Namun, di balik segala kemudahannya, muncul tantangan besar yang perlu dihadapi: bagaimana memanfaatkan AI tanpa kehilangan inti dari bisnis yang sebenarnya.

Ini menjadi perhatian utama dalam workshop “Empowering with AI for MSME” yang diadakan oleh Solopos Media Group pada 2 Agustus 2025 lalu.

Seorang ahli yang hadir menekankan pentingnya fungsi pikiran manusia dalam mengatur kecerdasan buatan, bukan sebaliknya.

AI adalah Alat, Bukan Pengganti Tugas

Narasumber tersebut menegaskan bahwa AI, yang ia sebut sebagai “Akal Imitasi”, memang mampu menjadi mitra yang sangat bermanfaat.

“AI dapat menjadi sumber ide, membantu kita mengidentifikasi tren pasar, serta memberikan konsep visual dan cerita untuk konten di media sosial,” katanya.

Dengan demikian, pelaku usaha kecil menengah dapat kembali berinteraksi secara teratur dengan pelanggan.

Namun, ia menekankan bahwa ketergantungan penuh terhadap AI justru akan berdampak negatif. Ia membandingkan AI sebagai alat yang perlu “dikendalikan” agar sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan.

Pikiran Manusia Sebagai Editor AI

Kemudian, bagaimana langkah-langkah untuk mengendalikan kecerdasan buatan? Menurutnya, kuncinya berada pada kemampuan pikiran manusia itu sendiri.

Ia merujuk pada konsep yang diajarkan oleh gurunya, Budiman Hakim, yang mengusulkan penggunaan dua ruang dalam proses kreatif: ruang pikiran atau imajinasi serta ruang penyuntingan.

“Manfaatkan AI untuk membantu menemukan konsep dan motivasi di ruang pertama. Selanjutnya, kembangkan ide tersebut di ruang kedua, yakni ruang pengeditan,” jelasnya.

Di sinilah fungsi pikiran manusia menjadi sangat penting. Pada saat proses pengeditan, kemampuan kita untuk memahami makna yang mendalam dan mempertimbangkan aspek etika merupakan hal yang tidak dimiliki oleh AI.

“AI tidak memiliki etika, tetapi akal kita yang akan membimbing agar hasilnya bersifat etis. Inilah makna sebenarnya dari AI: Akal Itu Penting,” tambahnya.

Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat. Kemanfaatan dan pengaruhnya ditentukan oleh cara manusia yang bijaksana menggunakannya.

UKM yang pintar bukanlah yang sepenuhnya bergantung pada AI, tetapi yang mampu bekerja sama dengan AI, sambil tetap menjaga sentuhan kemanusiaan di setiap aspek bisnisnya.