Lintaskriminal.co.id –-Memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan, Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam bidang keuangan seiring dengan pesatnya laju digitalisasi.
Inovasi teknologi finansial (fintech) dan perbankan digital semakin berkembang, turut mendorong akses keuangan serta perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Namun, di balik pesatnya pertumbuhan tersebut, masih ada tantangan besar yang menghantui. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dari sekitar 64 juta UMKM di Indonesia, hanya 26 persen yang memanfaatkan platform digital. Sementara lebih dari 30 juta pelaku usaha kecil belum memiliki akses perbankan.
Foto ini terlihat dalam pengalaman Efa, seorang pengusaha rumahan Mie Aceh di Jakarta. Meskipun usahanya semakin terkenal dan permintaan meningkat, dia masih mengalami kesulitan mendapatkan modal usaha dari bank karena terbatasi oleh jaminan dan riwayat kredit.
Situasi ini mencerminkan kenyataan yang dihadapi jutaan UMKM lainnya di Indonesia yang masih terabaikan oleh sistem keuangan formal.
“UMKM seperti Bu Efa adalah potensi besar yang selama ini tidak diperhatikan. Mereka bekerja keras setiap hari, tetapi kesulitan berkembang karena keterbatasan akses terhadap pembiayaan,” kata Melisa Hendrawati, Chief Financial Officer Superbank, dalam AWS Summit Jakarta beberapa waktu lalu.
Keberadaan bank digital dianggap mampu menjadi solusi dalam memperluas akses keuangan. Dengan memanfaatkan platform yang sering digunakan sehari-hari, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah kini dapat membuka rekening, mengelola arus kas, serta mendapatkan pinjaman yang lebih fleksibel tanpa perlu melewati prosedur yang rumit.
Selain itu, meskipun teknologi memberikan peluang, tantangan lain yang harus diatasi adalah tingkat literasi keuangan. Banyak pengusaha UMKM yang belum terbiasa memisahkan keuangan bisnis dan pribadi, atau belum menyadari pentingnya riwayat kredit dalam mendapatkan modal usaha.
Pendidikan keuangan menjadi hal yang penting agar UMKM tidak hanya menggunakan layanan digital, tetapi juga mampu mengelolanya dengan cerdas.
Mengapa hal ini penting, karena UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja. Namun, tanpa akses ke sistem keuangan resmi, mereka akan kesulitan berkembang dan bersaing di tingkat global.
Meningkatkan akses keuangan yang lebih adil dan menyeluruh merupakan langkah penting untuk memastikan potensi UMKM tidak terkendala. Melalui penggabungan inovasi teknologi, kerja sama antar sektor keuangan, serta peningkatan pemahaman masyarakat, Indonesia memiliki peluang besar dalam memperkuat dasar ekonomi rakyat yang lebih kuat dan berkelanjutan.