Peneliti ITB-BRIN Temukan 6 Spesies Tumbuhan Endemik Baru Indonesia

10drama.com –, Jakarta– Program Studi Biologi Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) bekerja sama dengan tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengidentifikasi enam spesies barutumbuhanPenyakit menular di Indonesia. Enam jenis tumbuhan yang ditemukan ini termasuk dalam keluarga Araceae.

Enam spesiesbeberapa di antaranya adalah Cyrtosperma hayii Raynalta, M.R.Hariri & A.S.D.Irsyam, C. prasinispathum A.S.D.Irsyam & M.R.Hariri, Homalomena adei M.R.Hariri & A.S.D.Irsyam, H. amarii A.S.D.Irsyam & M.R.Hariri, H. chikmawatiae A.S.D.Irsyam & M.R.Hariri, dan H. pistioides A.S.D.Irsyam, M.R.Hariri & Raynalta.

Kurator Herbarium Bandungense SITH ITB, Arifin Surya Dwipa Irsyam, mengungkapkan bahwa penemuan keenam spesies baru ini berawal dari rasa ingin tahu dirinya bersama peneliti BRIN, Muhammad R Hariri, saat melakukan kunjungan ke salah satu greenhouse komersial di Bogor.

“Kami melihat tanaman itu menarik dan kami membeli berbagai jenis tanaman komersial yang awalnya berasal dari dana pribadi,” ujar Arifin sebagaimana dilaporkan olehAntara, 18 Juli 2025.

Kemudian, mereka melakukan penelitian di tiga lokasi, yaitu greenhouse Bogor untuk pengamatan morfologi lapangan, laboratorium BRIN untuk uji molekuler, dan Herbarium Bandungense untuk analisis morfologi tambahan serta menyimpan “holotype”.

“Kami menemukan melalui penelitian taksonomi berdasarkan morfologi, spesies tersebut kemungkinan besar merupakan spesies baru, yang didukung oleh bukti taksonomi molekuler yang dilakukan di BRIN,” katanya.

Selama masa 2024-2025, Arifin dan Hariri mengidentifikasi lebih dari sembilan jenis tumbuhan yang diduga merupakan spesies baru. Enam jenis telah dipublikasikan dalam jurnal, dua di antaranya sudah diterima oleh jurnal tersebut, dan satu jenis lainnya masih dalam proses penelitian.

BRIN dalam pernyataannya menyampaikan bahwa tim Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) bekerja sama dengan mitra taksonom berhasil menemukan satu spesies tumbuhan baru dari keluarga Araceae (aroid) yang ditemukan di Provinsi Riau.

Spesies ini dinamai Homalomena chikmawatiae sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi Tatik Chikmawati dalam memajukan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.

Hariri mengatakan Homalomena chikmawatiaeSecara morfologi mirip dengan genus Furtadoa yang memiliki ciri khas daun berbentuk memerisai dan bagian steril yang cukup besar pada spadix. Penelitian filogenetik berdasarkan urutan ITS menunjukkan bahwa genus Furtadoa bersifat tidak monofiletik dan seluruh spesiesnya saat ini diklasifikasikan ulang ke dalam genus Homalomena.

Temuan ini memperkuat peran penting pendekatan taksonomi terpadu dalam memahami kerumitan evolusi keluarga Araceae Malesia. “Penelitian kami menunjukkan bahwa variasi morfologi pada Homalomena, khususnya kelompok dengan spadix berjenis Furtadoa, jauh lebih rumit dari yang sebelumnya diperkirakan,” katanya.

Tantangan Penelitian

Arifin menjelaskan tantangan terbesar dalam mempelajari tumbuhan terna adalah menunggu masa berbunga yang tidak pasti dan bisa memakan waktu cukup lama. Selain itu, lingkungan hidup alaminya juga sangat sempit serta spesifik.

Ia menyebut bahwa minat penelitian terhadap tumbuhan terna masih termasuk rendah di Indonesia. Menurutnya, banyak pihak masih memperhatikan pohon atau tumbuhan berbatang kayu, padahal potensi ditemukannya spesies baru dalam kelompok tumbuhan terna sangat besar. Bahkan, katanya, beberapa tanaman hias yang diperjualbelikan belum memiliki nama ilmiah yang sah.

“Salah satu tujuan kami adalah memberikan nama ilmiah yang sah untuk tanaman terna yang sudah dikenal oleh masyarakat. Contohnya, Homalomena “blue metallic” yang pernah viral di media sosial, kini telah diidentifikasi dan dijelaskan secara resmi sebagai Homalomena amarii,” ujar Arifin sebagaimana dilaporkan dari laman resmi.ITB.

Ia berharap penelitian yang telah dilakukannya dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda agar lebih tertarik pada bidang taksonomi tumbuhan. Karena, menurutnya, kekayaanfloraIndonesia masih sangat luas dan belum sepenuhnya dijelaskan secara ilmiah.