jabar., DEPOK – Proses pemilihan terbuka untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi pratama (JPTP) Sekretaris Daerah (Sekda)Kota DepokTahun 2025 masih terus berjalan.
Saat ini, peserta telah menyelesaikan serangkaian penilaian kompetensi manajerial dan budaya sosial yang diadakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN), serta ujian kesehatan dan psikologis sebagai bagian dari tahap awal seleksi.
Seorang peserta seleksi, Dadang Wihana, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok, berbagi pengalamannya mengikuti proses ini untuk pertama kalinya.
“Ketiga hari di BKN menjadi pengalaman yang luar biasa dan memicu refleksi. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari proses ini,” katanya.
Dadang menjelaskan, ujian di BKN berlangsung selama tiga hari, dengan hari pertama diisi oleh tes psikologi, analisis kasus, dan diskusi kelompok.
Hari kedua, peserta mengikuti wawancara mendalam yang mengeksplorasi latar belakang, pengalaman kerja, serta metode dalam menangani permasalahan.
Pada hari ketiga, peserta mengikuti wawancara lanjutan dengan asesor guna mengeksplorasi cara berpikir dan visi dalam pembangunan kota.
Pada hari keempat, peserta melakukan pemeriksaan kesehatan dan ujian psikologis sebagai tahap akhir dari seleksi awal.
Kemudian, peserta yang berhasil lolos akan melanjutkan ke tahap selanjutnya, yakni penyusunan makalah dan wawancara terakhir dengan Panitia Seleksi (Pansel).
“Bagi saya, ini bukan hanya proses pemilihan, tetapi juga kesempatan untuk belajar dan mengevaluasi diri. Kami berusaha semaksimal mungkin, namun segala hasilnya kami serahkan kepada Allah SWT dan Bapak Wali Kota,” ujarnya.
Ia juga menekankan kepentingan pendekatan yang kreatif dalam membangun Kota Depok.
“Kota ini tidak mungkin dibangun dengan metode biasa, melainkan harus dilakukan dengan pendekatan yang luar biasa,” katanya.
Di sisi lain, peserta lainnya, Agus Kuncoro, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan dan Integrasi Perencanaan Pembangunan Desa serta Wilayah Tertinggal, juga menyampaikan pendapatnya mengenai proses pemilihan.
Menurutnya, proses seleksi terbuka seperti ini sudah menjadi bagian dari pengalamannya di berbagai lembaga.
Ia mengatakan, proses pemilihan Sekda hampir sama dengan proses lelang terbuka di daerah lain, meliputi tes psikologi, wawancara, serta pemeriksaan kesehatan dan jiwa.
“Saya terbiasa mengikuti proses seleksi yang terbuka. Umumnya prosesnya mirip, hanya saja cakupan dan tantangannya berbeda,” katanya.
Agus mengatakan, meskipun belum pernah bekerja secara langsung di lingkungan pemerintahan kota atau kabupaten, ia memiliki minat yang besar terhadap Kota Depok.
“Saya tinggal di Tajur Halang dan hampir setiap hari melewati kawasan Depok. Bahkan, dokumen kependudukan saya juga tercatat di Depok. Saya sudah cukup memahami perubahan yang terjadi di kota tersebut,” katanya.
Agus menambahkan, setiap tahap seleksi merupakan kesempatan untuk terus belajar dan berkembang.
“Saya selalu berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin dan menjalaninya dengan penuh harapan. Prinsip saya adalah terus berupaya tanpa ragu untuk mencoba,” ujarnya.(mcr19/jpnn)