Lucu Tapi Menyedihkan: Ratusan Tentara Israel Meninggal Karena Tembakan Rekan Sendiri

– Di balik serangan ganas Israel terhadap Gaza, muncul kisah lucu dan kontradiktif dari kalangan tentaranya sendiri. Bayangkan, dari ratusan prajurit yang gugur sejak invasi darat ke Gaza dimulai pada 27 Oktober 2023, setidaknya 31 orang tewas bukan karena musuh, melainkan ditembak oleh rekan satu pasukan.

Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Army Radio, saluran militer resmi Israel, pada Jumat (11/7). Dari 440 tentara Israel yang dikonfirmasi meninggal dalam operasi darat, 72 di antaranya tewas akibat ‘insiden operasional’.

Termasuk kejadian penembakan yang salah juga dilaporkan sering terjadi. Angka yang mengejutkan dan menunjukkan betapa buruknya koordinasi di lapangan.

Rinciannya cukup mengenaskan:

– 31 prajurit gugur akibat tembakan yang salah arah atau friendly fire

– 23 orang meninggal dunia karena kejadian terkait peluru

– 7 lainnya tertabrak kendaraan tempur

– 6 orang terluka dalam kejadian yang belum dijelaskan – 6 korban luka dalam peristiwa yang masih membingungkan – 6 orang cedera dalam insiden yang tidak diketahui penyebabnya – 6 orang tertembak dalam kejadian yang masih misterius – 6 individu mengalami luka tembak dalam peristiwa yang belum jelas – 6 orang terkena tembakan dalam kejadian yang belum terungkap

Sisanya, 5 tentara dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, termasuk jatuh dan kesalahan dalam penggunaan alat teknik. Demikian dikutip oleh Middle East Monitor.

Beberapa kejadian terbaru terjadi pada malam Kamis, meskipun informasinya masih belum diungkapkan. Sejak serangan kembali dilakukan pada 18 Maret 2024, dua dari 32 prajurit yang gugur termasuk dalam kategori ‘insiden operasional’, sekali lagi bukan akibat tembakan musuh.

Secara keseluruhan, data militer Israel menyebutkan 882 tentara gugur dan lebih dari 6.000 cedera sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Ironisnya, jumlah tentara yang tewas secara tidak wajar akibat kelalaian dan tembakan sendiri justru menjadi sorotan di tengah gelombang kritik global terhadap serangan Israel yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 57.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan di Gaza.

Tidak heran, Israel saat ini menghadapi tuntutan hukum internasional. Pengadilan Pidana Internasional (ICC) telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena dugaan tindak pidana perang dan pelanggaran terhadap kemanusiaan.

Pada saat yang bersamaan, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Jika terus seperti ini, bukan hanya dunia yang menghukum, tetapi pasukan mereka sendiri juga bisa musnah, bukan karena lawan, melainkan akibat kebodohan mereka sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *