BUKITTINGGI, LINTASTIGA.COM- Komisi 9 DPR RI Ade Rezki Pratama bersama BKKBN Provinsi Sumatera Barat gelar Sosialisasi dengan pemangku kebijakan tingkat daerah dalam percepatan penurunan stunting di Pondok Pesantren H. Muhammad Nadis Gulai bancah Kota Bukittinggi. Senin (05/12/22).
Ade Reski Pratama menjelaskan, Stunting merupakan orang yang memiliki ukuran badan yang pendek yang tidak sesuai dengan pertumbuhan umurnya.
Stunting diakibatkan oleh banyak faktor diantaranya, rumah tidak layak dihuni, kurangnya air bersih,dan pernikahan dini. Selain itu pemyebab Stunting diakibatkan oleh kekurangan gizi secara kronis dalam jangka waktu yang lama, sehingga mengakibatkan terdapatnya keterlambatan pertumbuhan tubuh dan juga perkembangan sel otak.
“Stunting dicirikan pendek, kecil, karena keterlambatan tentang percepatan pertumbuhan,”jelasnya.
Menurut Legislatif DPR RI ini, penurunan angka stanting sangat diharapkan agar seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dengan masyarakat lainya.
“Dan kami nanti mungkin minta informasi seberapa besar angka stunting di kota Bukittinggi. Agar stunting diakhir tahun 2024 menjadi 41 atau 14%. Maka setiap tahun diharapkan terjadi penurunan 3% secara berkelanjutan,”ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Stunting mengakibatkan adanya perkembangan otak terganggu secara permanen dan juga IQ yang rendah, menurut survei di tahun 2021 dari 199 negara yang disurvei di seluruh dunia Indonesia, rata-rata memiliki tingkat intelektual IQ-nya diranking 130.
“Masih jauh lebih baik dipersempit di negara-negara Asia Tenggara ASEAN Indonesia, Alhamdulillah berada diranking 10,” kata Ade.
Kita hanya satu tingkat lebih baik dari posisi IQ rata-rata anak-anak dari Timor Leste, dan kita masih kalah satu tingkat dari rangking 9 yaitu anak-anak dari negara Laos.
Ade menambahkan, anak didik pondok pesantren atau sekolah-sekolah memilik IQ tinggi merupakan bawaan sejak lahir, dan lebih lanjut diasah oleh para ustad, guru yang ada di pondok pesantren maupun di sekolah.
“Sehingga Pondok Pasantren H. Muhammad Nadis banyak melahirkan santri-santri hebat tingkat Nasioal. Kecerdasan bawaan lahir tidak dapat diganggu gugat tapi kecerdasannya sudah ada dapat dipertajam di lembaga-lembaga pendidikan,” tambah Ade.
Ia berharap, jangan sampai IQ-IQ penerus tetap terbelakang sehingga kita tidak mampu untuk bersaing dari negara-negara lainya. Sehingga nanti di tahun 2045 satu abad kemerdekaan republik Indonesia, Indonesia sudah mampu melahirkan generasi-generasi hebat.
“Dimana pada hari ini adalah bayi bayi 1 tahun, bayi 2 tahun dan bayi 3 tahun akan menjadi generasi emas yang akan melanjutkan tonggak estafet para pemimpin pada saat sekarang ini,” harapnya.
Ade menghimbau kepada seluruh masyarakat Bukittinggi, bilamana masih ada anak-anak kita masih stunting, agar segera diberitahukan kepada kami.
“Karena kami akan melakukan intervensi untuk membawakan nanti makanan-makanan tambahan untuk keluarga-keluarga yang anak-anak Stunting di kota Bukittinggi,” pungkasnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Bukittinggi, Tati Yasmarni S.E, M.M mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan untuk pencegahan dan penanganan stunting.
“Dimana pada tanggal 07 Desember 2022. akan melakukan audit kasus Stunting yang langsung ditangani oleh tim pakar diantarannya Dokter spesial anak kemudian ahli gizi dan psikolog,” ucap Tati.
Ia menambahkan DP3AP2KB akan membentuk Perda tentang kekerasan anak, dan akan merencanakan akan membentuk Komisi Perlindungan Anak daerah.
“Salah satu yang harus kita tempuh itu adalah harmonisasi dan persetujuan dari Kemenhumkan Provinsi Sumatera Barat, sehingga dipersyaratkan kepada kepala Dinasnya,”ujarnya.
Lebih lanjut Tati menjelaskan, Stunting juga disebabkan ibu hamil yang terkontaminasi dengan asap rokok, pola asuh yang salah dikarenakan adanya pernikahan dini, dan pemberian makanan bayi tidak sesuai dengan seharusnya, kemudian MPASI tidak tercukupi sehingga dibutuhkan makanan pendamping.
“Makanan pendamping itu wajib hukumnya, agar ibu-ibu dianjurkan selalu kenyang, sehingga kedua orangtua bayi dianjurkan
Untuk belajar di sekolah keluarga,” Tati mengakhiri.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera barat yg pada kesempatan kali ini diwakili oleh Bapak Drs Budi Mulia Msi mengucapkan, ucapan terimakasih atas dukungan yang besar dari anggota DPR RI Ade Rezki Pratama yang telah membantu pemerintah terutama BKKBN dalam majas upaya-upaya percepatan Stunting.
Disampaikan kementerian Kesehatan bahwa survei angka Stunting di Bukittinggi pada tahun 2021 mencapai angka 19% mendekati 20% yang artinya 5 dari anak yang lahir, bawah 2 tahun itu dalam kondisi Stunting.
“Kota Bukittinggi yang dari pandangan luar adalah suatu masyarakat yang sejahtera akan tetapi Bukittinggi memiliki citra sendiri,”ucapnya.
Dalam percepatan ini kita tidak hanya mulai dari 1000 HPK mempersiapkan generasi muda yang memang sehat untuk generasi Indonesia emas 2045.
“Mendatang BKKBN mengembangkan adanya program “Pusat lnformasi dan Remaja Maja” mulai dari SD (Sekolah Dasar) tingkat SMP(Sekolah Menengah Pertama) dan selanjutnya,” lanjutnya.
Formasi ini sudah terlaksana di sebagian besar sekolah yang ada di Sumatera Barat, dan berharap seluruh sekolah menengah ikut membentuk pusat-pusat informasi seperti di kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS).
Ia berharap, anak-anak pondok pesantren ini mempunyai pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan dirinya sendiri. Untuk diketahui pondok pesantren ini tentunya pondok pesantren unggul dan nanti sebagian akan menjadi tenaga-tenaga yang menyampaikan syariat Agama,” harapan Budi.
Bahwasanya mereka itu berpotensi untuk menyampaikan pesan-pesan pembelian kesehatan produksi remaja, pengetahuan tentang pemulihan kesehatan produksi kemudian dalam pembelaan remaja kita ada program generasi-generasi rencana (Genre).
“Upayakan agar remaja-remaja kita tidak tertular atau menghindari 3 hal : pertama Ziro slogannya terhindar dari pernikahan dini kemudian prilaku menyimpang dan NASA narkoba,” pungkasnya.
Tampak dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Haji Muhammad Nadis Bapak Ustadz Novrizal MA beserta jajaran, Forkopimca ,Pimpinan Puskesmas, Pimpinan Puskesmas, Ketua Bamus, KAN, Kader KB , Niniak Mamak,Alim Ulama,Cadiak Pandai ,Bundo Kanduang dan undangan
(Nia)