Beberapa tahun terakhir ini, istilah gurah mesinsemakin diminati oleh pemilik kendaraan bermotor. Banyak bengkel menawarkan layanan ini dengan pernyataan mampu memulihkan kinerja mesin seperti baru, menghilangkan endapan karbon, dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Prosesnya dilakukan dengan memasukkan cairan kimia tertentu ke ruang bakar atau saluran udara mesin agar endapan sisa pembakaran dapat larut dan terbuang bersama knalpot. Dari segi luar, janji tersebut memang menarik, terlebih bagi pemilik mobil yang merasa tenaga kendaraannya berkurang atau konsumsi bahan bakarnya meningkat.
Namun, di balik promosi yang menarik, praktik gurah mesin sebenarnya mengandung beberapa risiko berbahaya, terutama jika dilakukan tanpa prosedur dan alat yang sesuai. Cairan pembersih yang digunakan bisa jadi terlalu keras dan merusak bagian dalam mesin. Banyak kasus di mana mobil justru mengalamimisfire, minyak yang tercampur dengan air, atau bahkan kerusakan tetap setelah dilakukan pengangkatan. Oleh karena itu, sebelum tergoda untuk mencoba, penting bagi pemilik kendaraan memahami berbagai risiko yang mungkin timbul dari metode ini.
1. Zat kimia berisiko merusak bagian komponen
Salah satu bahaya yang sering terjadi saat menggunakan mesin pencuci adalah penggunaan cairan kimia yang tidak memenuhi standar. Banyak bengkel membuat sendiri campuran pembersih dengan kandungan yang tidak jelas. Cairan tersebut dapat merusak komponen logam seperti piston, katup, atau dinding silinder.
Jika terlalu banyak masuk ke ruang bakar, cairan bisa menyebabkan dampakhydrolock— keadaan di mana piston tidak mampu bergerak karena ruang pembakaran penuh dengan cairan, hal ini bisa menyebabkan batang piston melengkung atau bahkan rusak.
Selain itu, cairan kimia juga dapat mengikis lapisan pelindung atau minyak yang menempel pada permukaan mesin. Ketika lapisan pelumas hilang, gesekan antar komponen meningkat dan keausan terjadi lebih cepat. Akibatnya, mesin justru berisiko mengalami aus dan kehilangan tekanan kompresi, bukannya menjadi lebih bersih.
2. Bahaya kebocoran dan gangguan pada sistem elektronik
Proses pembersihan sering kali melibatkan pembongkaran beberapa bagian mesin seperti throttle body atau intake manifold. Jika pemasangannya tidak kembali rapat, dapat terjadi kebocoran udara (vacuum leak) yang menyebabkan mesin tidak berjalan stabil. Selain itu, uap cairan pembersih yang masuk ke area sensor, seperti sensor oksigen atau MAF sensor, bisa mengganggu pengukuran sistem injeksi bahan bakar.
Mobil modern yang bergantung pada banyak sensor dan sistem elektronik sangat rentan terhadap perubahan kecil. Kerusakan pada satu sensor saja dapat mengakibatkan munculnya indikatorcheck enginedi panel kendali, dan biayanya bisa jauh lebih tinggi dibanding manfaat sementara dari pembersihan mesin.
3. Cara yang lebih aman untuk membersihkan mesin
Daripada melakukan pembersihan mesin dengan cara yang berisiko, cara yang lebih aman adalah membersihkan ruang bakar dengancarbon cleanermelalui throttle body atau injektor, dengan menggunakan alat dan cairan khusus yang disarankan oleh pabrikan. Selain itu, menjaga mutu bahan bakar, secara teratur mengganti oli, serta melakukan penyetelan rutin sudah cukup untuk menghindari penumpukan karbon berlebih.
Jika mesin terasa berat atau menghabiskan bahan bakar lebih banyak, sebaiknya lakukan pengecekan di bengkel resmi yang dilengkapi peralatan khususdiagnostic scanneruntuk mengidentifikasi penyebab yang sebenarnya. Dengan demikian, perawatan kendaraan tetap aman, efektif, dan tidak menimbulkan risiko signifikan yang dapat merusak mesin dalam jangka panjang.
Apa yang Dimaksud dengan Gurah Mesin, Apakah Perlu Dilakukan Secara Berkala?