BUKITTINGGI, lintastiga.com – Anggota DPR RI Ade Rezki Pratama, SE, MM menggelar sosialisasi Germis dalam penurunan Standing dan Covid – 19. yang dilaksanakan di Kecamatan Ampek Angkek Canduang, di aula kantor Nagari Panampuang. Rabu(19/10/22).
Hadir dalam pertemuan sosialisasi Germis Kementrian Kesehatan, Komisi IX DPR RI, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Forum Komonikasi Kecematan, Kepala Puskesmas, Camat se Kecematan, Walinagari se Kecamatan , Niniak Mamak, Alim ulama cadik pandai dan beserta OPD terkait
Dalam sambutannya Ade Rizky Pratama memaparkan, Stunting adalah kerusakan saraf tumbuh otak anak akibat dari kekurangan gizi dalam kandungan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Ia menjelaskan, Faktor stunting tidak hanya diakibatkan oleh ketidak cukupan atau nutrisi yang dimakan oleh ibunya, akan tetapi juga berkaitan dengan pernikahan dini. Dan bisa juga di akibatkan oleh seorang ibu yang masih menyusui akan tetapi hamil kembali,” jelasnya.
Stunting perlu di perhatikan sedini mungkin. Salah satu cara menghindari stunting adalah dengan mencegah hamil terlalu cepat atau mensukseskan program KB (Keluarga Berencana).
Ade Rizki Pratama dari fraksi Gerindra menambahkan, Stunding pada hari ini adalah lapor penting bagi kanagarian Panampuang. Bila mana masih di temukan stunting khususnya kecamatan Ampek Angkek Canduang,” Pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Agam dr. Hendri Rusdian,M.Kes dalam sambutannya mengatakan, Dengan belum dicabutnya peraturan pandemi covid oleh pemerintahan, maka dengan kondisi seperti ini kita masih tetap memakai masker dan mengikuti protokol kesehatan.
Hendri menjelaskan, hubungan antara stunting dengan Sumber daya manusia adalah Stunting yang merupakan kerusakan permanen dari otak, yang berpengaruh pada pertumbuhan anak.
“Stunting murni tidak menimbulkan kematian, tapi yang ditakutkan pemerintah adalah dampak dikemudian hari,” tegasnya.
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita buruk akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak untuk pertumbuhan yang akan datang.
“Penyebab lain stunting tidak dari gizi saja akan tetapi, ketidaksediaannya infrastruktur, seperti air bersih, makanan, jamban yg sehat, pendidikan, serta faktor prilaku ( adanya pernikahan pada usia dini),” terangnya.
Oleh karena itu tetap dilakukan upaya-upaya percepatan penurunan stunting dengan melibatkan berbagai pihak.
Maka masyarakat mudah menjangkau akses kesehatan melalui pelayanan puskesmas perlu ditangani dengan baik.
dr. Hendri menyampaikan paparan tentang Germas di Kecamatan Ampek Angkek, Gerakan masyarakat hidup sehat sangat relevan untuk menjawab permasalahan stunting, dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti selalu membawa anak ke posyandu setiap bulan untuk di pantau tumbuh kembangnya supaya terdeteksi lebih awal apabila terjadi kelainan,
“Maka cegah stunting masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan menanam sayur untuk konsumsi sendiri, stop BAB sembarang tempat, akan sangat berdampak terhadap penurunan stunting,”tutupnya
Acara ditutup dengan Door Prize dengan memberikan beberapa pertanyaan dari audience dengan memperebutkan 7 Hadiah dan Ampua untuk seluruh audience yang sudah disediakan oleh Ade Rezki Pratama.
(Nia)