Indeks
Tekno  

Lewat TB Journalist Fellowship 3.0, STPI Harap Media Jadi Pemicu Kesadaran Publik Soal Tuberkulosis

halopadang.id –STPI kembali menggelar TB Journalist Fellowship Program 2025, sebuah pelatihan untuk jurnalis yang memiliki semangat tinggi dalam menyuarakan isu kesehatan, khususnya tuberkulosis (TBC). Program ini secara resmi dimulai pada Senin, 6 Oktober 2025, dan dihadiri oleh 20 jurnalis dari berbagai media nasional dan daerah.

Kegiatan tersebut diadakan di Aula lantai tiga Klinik Jakarta Respiratory Center (JRC) – PPTI, yang menjadi pusat aktivitas edukasi dan kerja sama dalam penanganan penyakit pernapasan di Indonesia.

Melalui program ini, STPI berharap memperkuat peran media dalam menyebarkan informasi yang benar, bermanfaat, dan memotivasi mengenai TBC di Indonesia. Kegiatan pelatihan pada hari pertama menjadi langkah awal untuk menciptakan jaringan jurnalis yang berkomitmen dalam meliput isu kesehatan masyarakat.

Salah satu anggota pengurus STPI, Prof. dr. Erlina Burhan, hadir sebagai pembicara utama dan menekankan bahwa tuberkulosis bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berkaitan dengan aspek sosial dan komunikasi publik. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman yang salah mengenai TBC, sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti penundaan dalam mencari pengobatan, rendahnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat atau bahkan putus pengobatan, munculnya stigma dan diskriminasi terhadap penderita, rasa takut pasien untuk terbuka karena khawatir dijauhi, penyebaran yang semakin meluas, hingga kesulitan dalam mengendalikan kasus TBC.

“Pengetahuan dapat menemukan obat, dokter bisa memberikan resep, tetapi hanya media yang mampu membuat jutaan manusia menyadari, peduli, dan bertindak bersama melawan TBC,” kata Prof. Erlina dalam presentasinya yang mendapat respon antusias dari peserta.

Pada sesi berikutnya, peserta diajak untuk memahami peran penting media dalam upaya menghapus TBC di Indonesia. Prof. Erlina menekankan bahwa media memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat, melawan hoaks dan informasi yang salah terkait TBC, menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan dan pencegahan. Dengan pemahaman yang tepat, media diharapkan dapat menjadi mitra strategis pemerintah dan organisasi kesehatan dalam mempercepat target Indonesia Bebas TBC 2030. Dalam sesi selanjutnya, peserta diberikan pemahaman tentang peran krusial media dalam upaya mengeliminasi TBC di Indonesia. Prof. Erlina menekankan bahwa media memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan informasi yang benar kepada publik, mengatasi berita palsu dan informasi yang tidak akurat seputar TBC, menghilangkan prasangka dan perlakuan tidak adil terhadap pasien, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan dan pencegahan. Dengan pengetahuan yang tepat, media diharapkan mampu menjadi mitra strategis pemerintah dan lembaga kesehatan dalam mempercepat pencapaian Indonesia Bebas TBC pada 2030. Pada sesi berikutnya, peserta diajak memahami pentingnya peran media dalam upaya mengurangi TBC di Indonesia. Prof. Erlina menekankan bahwa media memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat, melawan hoaks dan informasi yang salah mengenai TBC, menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan dan pencegahan. Dengan pengetahuan yang tepat, media diharapkan dapat menjadi mitra strategis pemerintah dan organisasi kesehatan dalam mempercepat tujuan Indonesia Bebas TBC 2030.

Data terkini mengungkapkan bahwa Indonesia kini berada di posisi kedua sebagai negara dengan jumlah kasus TBC terbesar di dunia, setelah India, dengan perkiraan total sekitar 1,1 juta kasus per tahun. Keadaan ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.

TBC juga diakui sebagai penyakit menular terbesar di Indonesia, melebihi jumlah kematian akibat virus COVID-19. Setiap tahun, sekitar 125.000 orang di Nusantara meninggal karena TBC, menjadikannya salah satu ancaman kesehatan yang paling berbahaya di negara ini. Fakta ini menggambarkan bahwa perjuangan melawan TBC masih jauh dari selesai dan memerlukan kerja sama lintas sektor, termasuk peran penting media dalam menyebarkan informasi edukatif dan pencegahan.

Selain Prof. Erlina Burhan, acara ini juga dihadiri oleh Muhammad Hanif sebagai anggota Dewan Pengurus STPI yang memberikan sambutan pembuka, dr. Henry Diatmo selaku Direktur Eksekutif STPI, serta Riyan Setiawan, jurnalis Deduktif.id sekaligus alumni TB Journalist Fellowship 2024, yang berbagi pengalaman dalam meliput isu-isu kesehatan masyarakat. Riyan menjelaskan bagaimana program fellowship sebelumnya membantunya memandang isu TBC dari sudut pandang kemanusiaan, bukan hanya sekadar data dan angka.

Membuat suasana semakin hangat, dua anggota TBC, Ibu Jatminah dan Ibu Ike Nimah, berbagi pengalaman perjuangan mereka dalam mendampingi pasien TBC di masyarakat. Dengan suara yang gemetar, keduanya menceritakan berbagai tantangan yang mereka hadapi, mulai dari mengambil pasien yang menolak untuk berobat hingga menghadapi prasangka sosial di lingkungan sekitar.

Mereka juga menyampaikan harapan besar untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah lebih memperhatikan suara kader TBC yang menjadi pelaku utama dalam pemberantasan penyakit ini.

Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memicu perubahan sosial. Karena dalam pertempuran melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada suntikan. (***) Program Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk menciptakan para jurnalis yang tidak hanya menyajikan berita, tetapi juga memberikan semangat perubahan masyarakat. Dalam perjuangan melawan TBC, karya jurnalis dapat menjadi senjata yang lebih kuat dibandingkan jarum suntik. (***) Inisiatif TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata dalam melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga mendorong perubahan sosial. Karena dalam perang melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih hebat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah konkret untuk menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih kuat daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 bertujuan menjadi tindakan nyata dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga mendorong perubahan sosial. Karena dalam perang melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih efektif daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga membawa perubahan. Dalam perjuangan melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih kuat daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memengaruhi perubahan sosial. Karena dalam perang melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memberi inspirasi perubahan. Dalam perjuangan melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 dirancang sebagai tindakan nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memicu perubahan sosial. Karena dalam perang melawan TBC, karya jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga mendorong perubahan. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memberikan dampak sosial. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 bertujuan menjadi tindakan konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memengaruhi perubahan. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga mendorong perubahan sosial. Karena dalam perjuangan melawan TBC, karya jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memberikan pengaruh. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memicu perubahan. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memengaruhi masyarakat. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga membawa perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan sosial. Karena dalam perjuangan melawan TBC, karya jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memberikan dampak. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memicu perubahan. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata dalam menghasilkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga menginspirasi perubahan. Dalam perang melawan TBC, pena jurnalis bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada jarum suntik. (***) Program TB Journalist Fellowship 2025 diharapkan menjadi tindakan konkret dalam menciptakan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memengaruhi masyarakat. Karena dalam perjuangan melawan TBC, tulisan jurnalis bisa menjadi senjata yang lebih kuat daripada suntikan. (***) Fellowship Jurnalis TB 2025 diharapkan menjadi langkah nyata untuk melahirkan jurnalis yang tidak hanya menulis berita, tetapi juga memberikan inspirasi. Dalam perang mel

Exit mobile version