Kab. Agam, Lintastiga – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Budi Suharto, mengajak instansi pemerintah dan swasta mendukung dan membeli hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Senin (4/8/25).
Dari ruang kerjanya, Kalapas Budi Suharto, menyebut bahwa pihaknya terus berupaya memberdayakan WBP melalui pelatihan keterampilan yang bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka setelah bebas nanti.
“ Berbagai keterampilan diberikan, mulai dari pembuatan sofa, kursi, meja, lemari, hingga aksesoris seperti gantungan kunci dan kerajinan berbahan dasar semen, seperti patung bebek”, tutur Budi.
Selain itu, tidak hanya keterampilan bengkel dan mencukur rambut, mereka juga diarahkan untuk bertani, seperti menanam sayur-mayur, terong, hingga jagung, guna mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah pusat.
Kemudian, menjalin kemitraan dengan Lapas Pariaman dalam pengembangan produk UMKM, dalam kerjasama memproduksi produk telah mendapatkan dukungan dari Kantor Wilayah Pemasyarakatan Sumatera Barat.
Seperti, Produk yang dihasilkan Lapas Pariaman berupa sandal wanita dijual seharga Rp65.000, sementara Lapas Lubuk Basung memproduksi kerajinan bebek semen seharga Rp95.000.
“ Kita berharap dapat terus berkembang antar lapas lainnya, karena hasil penjualan kerajinan tidak hanya bermanfaat bagi lapas, tetapi juga memberikan pemasukan bagi warga binaan itu sendiri”, harap Kalapas Budi.
Tidak sampai disitu, pria berbadan tegap dan terkenal ramah dengan semua kalangan, Budi Suharto, berharap produk-produk hasil karya WBP Lubuk Basung dapat menarik perhatian dan minat dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
Seperti terlihat, adapun beberapa karya yang ditampilkan oleh WBP Lubuk Basung, antara lain bebek dari semen, gantungan kunci, satu set gelas, serta teko air yang terbuat dari tempurung kelapa.
“ Kedepan, besar harapan kita, sebagai bentuk kontribusi terhadap proses mereka, agar instansi-instansi dapat memberikan dukungan nyata dengan membeli hasil karya warga binaan”, tukas Budi Suharto mengakhiri. (*)