Indeks

5 Fakta Menarik Burung Cipoh Kacat dengan Ritual Kawin Unik

Pernah mendengar nama burung cipoh kacat (Aegithina tiphia) Burung kecil dengan nama yang cukup menarik ini termasuk dalam kelompok burung pengicau atau ordo Passeriformes. Dari segi penampilan, warna bulu mereka cukup mencolok dengan kombinasi utama berupa warna hitam pada bagian punggung dan kuning pada bagian perut untuk jantan. Khusus untuk betina, bagian sayap dan sebagian kecil area punggung lebih cenderung berwarna hijau zaitun, meskipun bagian perut tetap berwarna kuning. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan bentuk antara jantan dan betina pada spesies ini.

Mengenai ukuran, cipoh kacat termasuk dalam kategori kecil-kecilan. Panjang tubuhnya sekitar 12—17 cm, rentang sayapnya 12—15 cm, dan beratnya hanya 12—17 gram. Pada kesempatan ini, mari kita bahas beberapa fakta menarik yang dimiliki oleh cipoh kacat. Salah satunya berkaitan dengan interaksi mereka terhadap hewan lain, loh.

1. Peta penyebaran, lingkungan hidup, dan makanan kesukaan

Cipoh kacat memiliki area penyebaran yang sangat luas, yaitu mencakup jarak 14,9 juta km persegi. DilansirData Zone by Birdlife, yang kecil ini menyebar mulai dari India di Asia Selatan, seluruh negara di Asia Tenggara, serta berakhir di sekitar pulau Jawa dan Kalimantan di Indonesia. Terdapat pula beberapa populasi terpencil di wilayah China bagian selatan.

Lingkungan tempat tinggal burung cipoh kacat sangat beragam. Baik di hutan tropis maupun subtropis, lereng bukit, daerah rawa, dataran rendah, hutan mangrove, wilayah pertanian atau perkebunan manusia, hingga area permukiman bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi burung tersebut. Ketinggian lokasi yang mereka pilih biasanya berkisar antara 0—2.280 meter di atas permukaan laut.

Mengenai makanan, burung kecil ini termasuk pemakan serangga. Berbagai jenis serangga bisa dimakan, terutama yang ditemukan di sekitar pohon. Cipoh kacat merupakan hewan yang aktif di siang hari, sehingga semua aktivitas mencari makan dilakukan saat matahari masih terang.

2. Kehidupan sosial

Cipoh kacat biasanya selalu bergerak dalam kelompok kecil. Yang menarik, terkadang kelompok burung ini bergabung dengan beberapa spesies burung lain yang memiliki ukuran sekitar sama,Birda melaporkan. Jika berada dalam kelompok sejenis, burung kacamata sering menghabiskan waktu bersama mencari makan di pohon yang sama.

Di sisi lain, ketika berada dalam kelompok yang terdiri dari berbagai jenis, ini berarti cipoh kacat sedang bersiap pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Bergerak bersama beberapa spesies burung yang berbeda memberikan manfaat tersendiri dalam hal perlindungan dari ancaman pemangsa. Untuk berkomunikasi dengan rekan-rekannya, cipoh kacat memiliki beberapa suara khas yang berupa bunyi berkicau, bersiul, dan berdecit dengan irama tertentu.

Bermacam-macam pola vokal digunakan untuk memanggil atau memberi peringatan kepada individu lain ketika mendeteksi adanya predator di sekitar. Selain itu, cipoh kacat mampu mengeluarkan suara yang panjang,‘wheeeee-tee’ yang khas. Terlebih lagi, burung kecil ini dikenal mampu meniru berbagai suara burung lain, seperti dari keluarga burung srigunting (genusDicrurus).

3. Upacara pernikahan yang berbeda

Seperti yang kita ketahui, upacara pernikahan yang ditampilkan oleh burung merupakan salah satu keindahan alam yang tidak boleh dilewatkan. Meskipun berbadan kecil, burung cipoh kacat juga memiliki prosesi pernikahan yang unik. Bahkan, gerakan jantan saat mencoba menarik perhatian betina dari spesies ini sangat menarik untuk dilihat.

Dilansir Animalia, cipoh yang jantan akan melakukan pertunjukan akrobatik di udara sebelum berdiri di atas sebuah cabang. Setelah mendarat, jantan akan mengembangkan seluruh bulu tubuhnya, termasuk ekornya yang melebar seperti burung merak. Sayap jantan perlahan turun sebagai tanda ajakan kawin kepada betina yang berada di sekitarnya. Jika betina tertarik, maka proses kawin bisa dilanjutkan.

4. Sistem reproduksi

Musim perkawinan untuk burung kacat berlangsung pada bulan Maret hingga Juni. Mereka termasuk dalam kelompok hewan yang bersifat monogami atau setia pada satu pasangan, namun hal ini hanya terjadi selama satu musim kawin atau lebih. Setiap pasangan yang terbentuk akan membuat sarang dari sisa rumput dan ranting untuk nantinya digunakan sebagai tempat menetaskan telur mereka.

Animalia menyebutkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan betina dalam satu musim kawin sekitar 2—4 butir. Telur tersebut akan mengalami masa inkubasi selama 14 hari sebelum akhirnya menetas dan dirawat oleh kedua induk. Sayangnya, sarang cipoh rentan menjadi sasaran predator yang memakan telur maupun burung yang melakukan parasitisme terhadap induk.

5. Status konservasi

Berdasarkan daftar merah IUCN, status konservasi cipoh kacat termasuk dalam kelompok hewan dengan tingkat kekhawatiran rendah (Least Concern). Hanya saja, belum diketahui apakah tren populasi mereka meningkat, tetap, atau menurun. Hal ini wajar mengingat sebaran burung kecil ini yang sangat luas dan pilihan habitat yang seringkali sulit diakses oleh para peneliti.

Saat ini, tidak ada ancaman besar yang mengancam cipoh kacat. Kemampuan adaptasi mereka cukup baik sehingga mampu tinggal di dekat pemukiman manusia, meskipun habitat alami mereka rusak akibat penebangan lahan. Selain itu, burung ini cukup diminati sebagai hewan peliharaan di rumah.

Cipoh kacat memang terkenal sebagai burung kecil dengan ritual perkawinan yang menarik. Jika dilihat sekilas, mereka mungkin tampak seperti burung berkicau biasa. Namun, ternyata memiliki kemampuan lain yang menarik berupa meniru suara burung lain yang sering mereka dengar di lingkungan alaminya. Keren sekali, ya!

5 Fakta Tentang Cendrawasih 12 Kabel, Burung yang Mencurigakan dan Menarik dari Hutan Papua 5 Fakta Menarik Burung Camar Kaspia, Hewan yang Membuat Para Pakar Bingung

Exit mobile version