Indeks

Renault Tunda Ekspansi Alpine ke AS Karena Tarif Trump

Lintaskriminal.co.id -Paris —Keputusan Presiden Donald Trump mengenai penerapan tarif balik terhadap barang impor pada awal April mulai memengaruhi industri otomotif dunia. Salah satu dampak langsungnya saat ini dirasakan oleh Renault, yang menghentikan peluncuran mobil sport Alpine di pasar Amerika Serikat akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

Tindakan ini menjadi tanda perubahan strategis bagi produsen mobil asal Prancis tersebut, yang dalam beberapa tahun terakhir berupaya membangkitkan kembali merek Alpine sebagai simbol keunggulan dan inovasi Eropa. “Penundaan ini sepenuhnya wajar dalam situasi global yang tidak stabil,” kata Chief Financial Officer Renault, Duncan Minto, sebagaimana dilaporkan dariCarscoops.

Perusahaan otomotif lainnya juga memperhatikan kebijakan ekonomi “America First” yang dikeluarkan Trump. Namun, bagi Alpine—yang selama ini menargetkan pasar Amerika Serikat sebagai panggung utama dalam rencana ekspansinya secara global—kebijakan tarif ini membawa risiko signifikan terhadap proyeksi pendapatan jangka panjang.

CEO Renault, Luca de Meo sebelumnya telah menetapkan target pendapatan Alpine melebihi 8 miliar euro pada tahun 2030. Salah satu komponen utama dari rencana ini adalah memperluas pasar ke Amerika Utara, yang dikenal sebagai pasar mobil sport terbesar kedua di dunia. Kini, strategi tersebut perlu disesuaikan dengan situasi geopolitik yang lebih protektif.

Meskipun pasar mobil sport dua pintu seperti Alpine A110 sedang menurun, Renault berharap bisa menarik perhatian pelanggan baru melalui proses elektrifikasi. Tahun ini, Alpine merilis A290 GT, mobil listrik pertamanya yang menggabungkan desainhot hatchdengan daya 217 hp. Model ini menjadi simbol arah baru Renault: menggabungkan teknologi ramah lingkungan tanpa mengorbankan sifat sporty yang khas.

Namun di balik kemajuan teknologi tersebut, bayangan ketegangan perdagangan masih menghantui. Penundaan proyek di Amerika Serikat bukan hanya terkait dengan tarif impor, tetapi juga menjadi tanda kehati-hatian terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.

Beberapa pakar di Eropa mengatakan kebijakan tarif Trump berisiko menimbulkan “efek domino” pada rantai pasokan mobil global, mengingat banyak komponen kendaraan modern kini melibatkan kerja sama lintas negara. Untuk Renault, yang memiliki kemitraan strategis dengan Nissan dan mitra industri di Asia, hal ini bisa mengganggu keseimbangan logistik yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Di sisi lain, Renault terus memperkuat investasinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Perusahaan baru-baru ini mengumumkan pembukaan pusat penelitian dan pengembangan (R&D) EV pertamanya di Tiongkok, bekerja sama dengan Geely guna mempercepat penerbitan model-model terbaru yang ditujukan khusus untuk pasar Asia Tenggara dan Amerika Latin—dua wilayah yang saat ini dianggap lebih stabil secara ekonomi dibanding Amerika Serikat.

Mendatang, Alpine direncanakan meluncurkancrossoverdaftar mobil listrik A390 pada akhir tahun ini. Model ini diharapkan menjadi jembatan menuju segmen konsumen yang lebih luas, termasuk di pasar Amerika Serikat jika ketegangan perdagangan mereda. Namun, untuk saat ini, Renault tampak memilih pendekatan yang hati-hati daripada ambisius.

“Dalam dunia otomotif saat ini, kebijakan satu negara dapat memengaruhi jalannya seluruh sektor,” ujar seorang analis otomotif Prancis kepadaLe MondeDan keputusan Trump membuat Renault mengurangi laju—setidaknya untuk sementara.

Exit mobile version