BUKITTINGGI, lintastiga.com — Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengatakan, penetapan 1 Zulhijjah 1443 H pada 1 Juli 2022 oleh pemerintah Indonesia, sehingga 10 Zulhijjah 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022.
“Sebagian umat Islam merayakan Idul Adha pada Sabtu (9/7/2022) kemaren. Perbedaan ini juga pernah terjadi tahun 1975 lalu. Namun demikian, perbedaan ini sebagaimana diajarkan Buya Hamka, untuk tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan Umat Islam,” ujar Erman Safar dalam kesempatanya di kegiatan Shalat Idul Adha di Lapangan Wirabraja, Minggu (10/7/2022)
Wako Erman menyampaikan, sejak pandemi, warga Bukittinggi yang masuk data miskin berjumlah 6980 jiwa.
“Ini menjadi tantangan untuk diturunkan di masa yang akan datang,” paparnya.
Disampaikan, berbagai program pemko telah dijalankan untuk menurunkan angka kemiskinan. Diantaranya, Tabungan Utsman, memastikan warga yang masuk DTSK dijamin asuransi kesehatannya.
Sementara di bidang pendidikan, kata dia, pemerintah kota Bukittinggi juga telah membebaskan iuran komite pelajar SMA se derajat.
“Untuk perbaikan aqidah akhlaq generasi muda, juga telah disusun program satu kelurahan satu pondok tahfiz, penambahan muatan lokal, BAM, Fiqih, Sejarah islam, Aqidah Akhlaq dan Bahasa Arab,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Wako Erman atas nama pemerintah kota Bukittinggi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah.
“Mohon maaf lahir dan batin,” ucap Wako Erman Safar.
Pelaksanaan shalat Idul Adha di Lapangan Wirabraja, Minggu (10/7/2022), mendatangkan Prof. DR. H. Asasriwarni, M.H (Guru besar Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang) sebagai khatibsebagai khatib
Sedangkan shalat Id, akan dipimpin Rusman Edi. S.Ag.M.Pd (Penyuluh Agama Islam Fungsional Nasional, Kemenag Bukittinggi). Pelaksanaan shalat Idul Adha cukup banyak umat muslim Kota Bukittinggj yang juag merayakan.
Asasriwarni dalam tausiyahnya, menyampaikan, ibadah haji dan kurban selalu mengingatkan umat kepada peristiwa-peristiwa tertentu yang pernah dialami Nabi Ibrahim dan keluarga, Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Sebagai bapak dari agama-agama monotheisme, Nabi Ibrahim dan keluarga beliau telah menunjukkan tauladan yang terbaik bagi umat manusia.
“Ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT dengan bersedia menyemblih anaknya, sungguh merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Ini patut menjadi tauladan bagi umat dalam mencapai derjat taqwa,” ungkapnya. (ask)