Indeks

Fenomena ‘Rojali’ dan ‘Rohana’ Guncang Sektor Otomotif, Jetour Pasang Target Ini di GIIAS 2025

Buliran.com –– Fenomena “Rojali” atau Kelompok Jarang Membeli serta “Rohana” atau Kelompok Hanya Bertanya akhir-akhir ini menjadi perbincangan di media sosial. Istilah ini muncul seiring dengan perlambatan perekonomian yang memengaruhi menurunnya kemampuan beli masyarakat di berbagai bidang.

Peristiwa ‘Rojali’ dan ‘Rohana’ sering diangkat sebagai keluhan oleh para pengusaha di bidang ritel, pusat perbelanjaan, serta sektor lain yang terkait. Contohnya, mal yang penuh tidak selalu berarti pusat perbelanjaan modern mampu memperoleh keuntungan besar dari para pembeli.

Yang menjadi masalah adalah ternyata masyarakat yang datang ke mal hanya sekadar melihat dan bertanya-tanya. Beristirahat tanpa melakukan pembelian. Oleh karena itu muncul istilah ‘Rojali’ dan ‘Rohana’.

Kata tersebut muncul sebagai tanda kuat bahwa masyarakat saat ini cenderung bersikap ‘defensif’ terhadap hal-hal yang tidak penting. Menunda pengeluaran untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.

Peristiwa ini juga terjadi di bidang otomotif. Banyak pelaku industri otomotif mengeluhkan, dalam setahun terakhir, pasar sedang lesu dan angka penjualan menurun tajam.

Meski demikian, pameran otomotif GIIAS 2025 tetap berlangsung. Meskipun kemungkinan banyak “Rojali” dan “Rohana”, antusiasme masyarakat terhadap pameran yang saat ini berlangsung di ICE BSD hingga 4 Agustus mendatang diharapkan mampu membangkitkan sektor otomotif nasional.

Tujuannya? Tidak terlalu tinggi. Seperti yang ditetapkan oleh PT Jetour Motor Indonesia, merek otomotif baru asal Tiongkok ini menargetkan SPK atau Surat Pemesanan Kendaraan yang dianggap wajar.

Michael Budihardjo, Direktur Penjualan dan Jaringan PT Jetour Motor Indonesia menjelaskan, dalam GIIAS, Jetour menargetkan 250 unit SPK. Artinya, jika dihitung kasar selama 12 hari penyelenggaraan, Jetour berharap mampu menjual rata-rata 20 unit mobil per hari.

“Untuk yang realistis bisa dicapai, menurut saya dalam situasi saat ini target apa pun tidak realistis. Apalagi induk perusahaan pasti menargetkan tinggi. Namun untuk kondisi sekarang, menurut saya di GIIAS 2025, menjual 250 unit saja sudah cukup bagus,” ujar Michael saat diwawancarai Buliran.com di lokasi GIIAS 2025, Sabtu (26/7).

Jetour sendiri didirikan di Indonesia pada GIIAS 2024 tahun lalu. Masih sangat baru. Sementara untuk fokus dalam menjual, Jetour baru mulai mempromosikan produknya secara aktif setidaknya selama enam bulan terakhir.

Seberapa baik kinerja Jetour selama semester tersebut? Michael mengatakan bahwa hingga saat ini, dalam enam bulan menjual mobil di Indonesia, Jetour telah menyalurkan sebanyak 305 unit mobil kepada pelanggan.

Setengah tahun berjualan, kami telah mendistribusikan kendaraan sekitar 305 unit kepada pelanggan. Mayoritas masih berada di Pulau Jawa dengan persentase 65, sementara sisanya tersebar di daerah lain yang sudah memiliki diler dan showroom kami,” tambah Michael.

Sebagai pemain baru, terlebih berasal dari Tiongkok, Michael tidak menyangkal bahwa Jetour sering menghadapi persepsi negatif. Untuk menunjukkan komitmen mereka, Jetour berencana hingga akhir tahun ini membangun sebanyak 30 diler dan showroom di seluruh Indonesia yang akan menjadi pusat penjualan serta purna jual.

Saat ini terdapat 16 showroom di seluruh Indonesia. Targetnya tetap sama seperti yang diungkapkan di IIMS kemarin, yaitu 30 showroom pada tahun ini. Ini terus kami percepat mengingat kondisinya sangat menantang,” tegas Michael.

Exit mobile version