Indeks

Distanhorbun Limapuluh Kota Gelar Workshop Demi Tingkatan Kapasitas Penyuluh Lapangan

LIMAPULUH KOTA, lintastiga.com – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Lima Puluh Kota menggelar workshop peningkatan kapasitas penyuluh dan staf lapangan.
Sebanyak 63 peserta mengikuti workshop selama dua hari tersebut berasal dari penyuluh Distanhorbun, kelompok jabatan fungsional (KJF), penyuluh swadaya, dan staf lapangan.
Kepala Distanhorbun Lima Puluh Kota melalui Kabid Penyuluhan Vivi Febria Eka Putri menyampaikan workshop ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kapasitas penyuluh serta staf lapangan.
“Implementasi Program Pengembangan dan Manajemen Irigasi Partisipatif Terintegrasi dan fasilitasi penyuluhan kepada petani dapat terealisasi sesuai alokasi,” ucap Vivi di Tanjung Pati, Minggu 19 Juni 2022.
Ia menyebut kegiatan workshop ini menjadi peluang bagi penyuluh pemerintah, penyuluh swadaya dan staf lapangan meningkatkan kapasitas teknisnya.
Alokasi dana hibah di Distanhorbun Lima Puluh Kota sekitar Rp7,3 miliar selama 2018 sampai 2023, dimana untuk kegiatan Program IPMDIP sekitar Rp4,87 miliar.
“Sementara realiasi hingga triwulan kedua 2022 ini baru mencapai sekitar 10 persen, jadi dengan adanya workshop ini, kita dapat mengkonsolidasikan langkah percepatan pelaksanaan kegiatan sekaligus menyusun stragtegi penguatan kelembahaan penyuluh,” tutur Vivi.
Di sisi lain, untuk percepatan penyebarluasan adopsi teknologi Jejar Legowo, maka dari workshop ini dapat disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya tanaman padi dengan sistem Jarwo 2:1 spesifik lokasi.
Sementara itu, dalam workshop ini menghadirkan narasumber Konsultan PT Multidecon Internal Sesvil, Tenaga Ahli Rantai Nilai Benny Sullivan dan Tenaga Ahli Keuangan Perdesaan Sri Sumaryani.
Menurut Sesvil, perlu integrasi programa penyuluhan ke dalam perencanaan pembangunan nagari dan rencana kerja 2022 – 2024.
“Hal ini penting karena perlu ada percepatan intervensi pemerintah nagari dalam upaya peningkatan produksi padi dan pendapatan petani padi, terutama melalui penciptaan nilai tambah,” tutur Sesvil.
Kemudian, proses ini akan diintervensi melalui kegiatan rantai nilai atau akses pasar dengan sasaran untuk memperpendek rantai tata niaga beras dan mendorong industri hilir.
“Serta industri pemanfaatan limbah pertanian, misal industri arang sekam dan pupuk organik dari pengomposan jerami,” ucap Sesvil. (fik)

Exit mobile version