Indeks

Dinas Pariwisata Sumbar Gelar FGD Review Masterplan Istano Basa Pagaruyung, Peserta Usulkan Hal Ini

TANAH DATAR, lintastiga.com – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat menggelar Focus Group Disscussion (FGD) perihal laporan pendahuluan penyusunan review masterplan Istano Basa Pagaruyung.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar diwakili Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Doni Hendra membuka FGD tersebut di Emersia Hotel Batusangkar, Jumat (24/06/2022).
Peserta FGD berasal dari instansi terkait, tokoh adat, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata, dan konsultan penyusun masterplan Istano Basa Pagaruyung.
Peserta FGD Buya Kamaruzaman mengusulkan agar dibuat taman mini atau miniatur adat Minangkabau di Komplek Istano Basa Pagaruyung.
“Agar bisa menjadi magnet wisatawan ke Istano Basa Pagaruyung harus ada tempat menarik seperti taman mini Minangkabau dengan beragam rumah adat khas kabupaten/kota di Sumbar,” ucap Buya Kamaruzaman.
Kemudian, Ia juga mengusulkan ada tempat rekreasi, edukasi, taman margasatwa, tempat penampilan kesenian daerah (medan nan balinduang), dan wahana bermain anak-anak.
“Kita bersama perlu meluruskan kembali sejarah Istano Basa Pagaruyung mulai awal berdiri sampai sekarang, supaya tidak ada perbedaan penafsiran dari masyarakat,” imbuh Buya Kamaruzaman.
Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris LKAAM Tanah Datar HS Datuk Marah Bangso dimana perlu membuat taman mini Minangkabau sama halnya dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta.
Tapi hal yang lebih penting, sebut Datuk Marah Bangso, adalah semua hal usulan review masterplan Istano Basa Pagaruyung harus disertai adanya anggaran yang memadai.
Kepala BPBD Tanah Datar Yusnen menyampaikan agar dibuat mitigasi penanggulangan bencana, posko bencana, dan SOP kebencanaan terutama bahaya kebakaran serta menambah hydrant di sekitar Istano Basa Pagaruyung.
Kemudian, dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar mengusulkan agar dibuat konsep wisata berwawasan lingkungan dan perlu sarana pengelolaan sampah.
“Jadi jangan ada pengunjung yang buang sampah sembarangan, harus banyak tong sampah di sekitar Istano Basa Pagaruyung,” ucapnya.
Kemudian juga perlu tempat pengolahan limbah cair seperti buangan air berwuduk, toilet, dan rumah makan kuliner.
“Limbah cair sebanding dengan jumlah pengunjung dan tidak bisa dibuang langsung ke drainase tapi harus ada tempat pengelolaan limbah cair,” tuturnya.
Plt Ketua PWI Tanah Datar Meriyanto mengusulkan ada lokasi yang menyediakan kuliner khusus Tanah Datar seperti Lamang Tapai, sehingga memudahkan wisatawan mancanegara memperolehnya.

Perlu Review Istano Basa Pagaruyung

Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Sumbar Doni Hendra mengatakan Istano Basa Pagaruyung merupakan objek wisata unggulan sehingga perlu pengembangan.
“Sejak mulai dibangun pada 2007, Istano Basa Pagaruyung sudah ada masterplannya, berarti sudah 15 tahun dan perlu di review,” tutur Doni.
Ia menyebut dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Sumbar 2021-2026 mempunyai visi menjadikan provinsi terkemuka berbasis sumberdaya manusia agamais pada 2026.
Bupati Tanah Datar diwakili Asisten Ekobang Abdul Hakim mengharapkan wisatawan yang berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung bisa betah berlama-lama di lokasi wisata.
“Karena itu diperlukan keterpaduan semua pihak agar wisatawan betah berlama-lama,” katanya.
Dalam FGD juga disampakan pemaparan materi oleh Kepala Dinas Parpora Tanah Datar Hendri Agung Indrianto dan Tim Konsultan penyusunan review masterplan Istano Basa Pagaruyung. (fik)

Exit mobile version