Indeks
News  

Akademi Anagata-SAPMA Kolaborasi Koding dan AI Pemuda Pancasila

laksamana.id –, JAKARTA – Akademi Anagata bekerja sama dengan Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA)Pemuda Pancasilaberhasil menyelenggarakan seminar dan workshop nasional dengan tema “Cerdas Digital, Berkarakter Pancasila”, sebagai bentuk nyata dalam menghadapi tantangan zaman di erarevolusi industri 5.0.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari anggota dan peserta yang berasal dari berbagai provinsi, baik secara langsung maupun online.

Ketua Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Anagata Academy, Sheila Purnomo, mengajak para anggota SAPMA Pemuda Pancasila untuk siap menghadapi tantangan masa kini.

Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini tersedia secara luas bagi kader SAPMA yang ingin mempelajari teknologi dan diharapkan mampu menghasilkan calon-calon bakat digital di kalangan pemuda.

“Masuknya masa depan adalah saat ini. Jika kami sebagai generasi muda tidak mempersiapkan diri dengan bekal ilmu teknologi dan digital, maka kami akan ketinggalan. Kami hidup di era digital, Perkembangan teknologi bukan lagi sekadar keahlian tambahan, tetapi menjadi suatu kebutuhan.” ujar Sheila Purnomo dalam pidatinya yang dikutip Senin (28/7)

Seminar dan pelatihan ini merupakan inisiatif bersama dengan SAPMA Pemuda Pancasila yang melibatkan berbagai pembicara dari berbagai latar belakang teknologi, pendidikan, dan pihak terkait kebijakan. Tujuannya adalah memberikan pemuda kemampuan pemrograman dan pemahaman tentang Artificial Intelligence (AI) sebagai dasar dalam membangun masa depan digital Indonesia yang inklusif dan kompetitif. Seminar dan workshop ini dilakukan secara bersama-sama dengan SAPMA Pemuda Pancasila, yang menghadirkan berbagai narasumber dari bidang teknologi, pendidikan, serta pengambil kebijakan. Tujuan utamanya adalah untuk memberdayakan pemuda dengan keterampilan coding dan pengetahuan tentang Artificial Intelligence (AI) sebagai fondasi dalam menciptakan masa depan digital Indonesia yang lebih inklusif dan mampu bersaing. Kegiatan seminar dan workshop ini diinisiasi oleh SAPMA Pemuda Pancasila, yang mengundang berbagai pakar dari berbagai latar belakang seperti teknologi, pendidikan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan kebijakan. Maksudnya adalah untuk memberikan pemuda kemampuan dalam pemrograman dan pemahaman tentang Artificial Intelligence (AI) sebagai dasar dalam membangun masa depan digital Indonesia yang lebih inklusif dan memiliki daya saing.

Selanjutnya, Sheila menekankan bahwa semangat Pancasila—khususnya nilai gotong royong dan keadilan sosial—harus diwujudkan melalui akses teknologi yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan pemuda.

Ketua Umum Sapma Pemuda Pancasila, Rio F Wilantara memberikan apresiasi atas kehadiran para pembicara dan peserta, serta menekankan perlunya peningkatan keterampilan digital di kalangan pemuda, khususnya anggota SAPMA.

Ia juga menekankan peran SAPMA sebagai barisan terdepan dalam menyebarkan citra positif Pemuda Pancasila di dunia digital melalui aktivitas yang inovatif dan produktif.

“Program ini menjadi awal dari pelatihan-pelatihan berikutnya seperti kelas digital, workshop AI, hingga animasi, yang didukung oleh gedung representatif milik keluarga besar Pemuda Pancasila. Diharapkan, kader SAPMA dapat meningkatkan kemampuan mereka dan memberikan dampak nyata di daerah masing-masing,” katanya.

Kepala Eksekutif Anagata Sisedu Nusantara, Sigit Sutrisno, pada awal presentasinya menekankan bahwa berdasarkan data Februari 2025, terdapat 356 juta orang yang merupakan pengguna aktif perangkat genggam.

Data ini melebihi jumlah penduduk Indonesia dan setara dengan 125% lebih banyak individu yang memiliki lebih dari satu koneksi seluler, serta dari data tersebut, generasi muda mendominasi komposisi pengguna teknologi dan internet terbesar.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menekankan tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan pemrograman dan desain digital sebagai alat untuk berkontribusi dalam kemajuan SAPMA sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Selain itu, bagaimana kami memberikan pengalaman nyata untuk menunjukkan manfaat keterampilan digital anggota SAPMA dalam bidang pemrograman dan desain sebagai wujud pertahanan negara di era digital,” ujarnya.

Pada sesi seminar berikutnya, Raden Gusti Arief Yulifard, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta sekaligus ketua umum SAPMA Pemuda Pancasila, menekankan bahwa hoaks dan disinformasi mampu mengubah gambaran entitas yang sebenarnya positif menjadi negatif. Ia juga menyampaikan bahwa literasi Pancasila harus menjadi bagian dari kurikulum sebagai jembatan peradaban untuk generasi muda agar menjadi garda terdepan dalam dunia digital.

Di akhir pembicaraannya, Raden Gusti menyampaikan pesan kepada pemuda dan mahasiswa agar bersama-sama menyebarkan Literasi Digital Berbasis Pancasila.

Seminar ditutup dengan presentasi terakhir oleh M. Wafa Taftazani, B.A., M.B.A yang merupakan praktisi teknologi buatan sekaligus Wakil Bendahara Umum SAPMA Pemuda Pancasila. Wafa memulai sesi dengan pertanyaan tajam “Apa itu AI?”

Pertanyaan ini memberikan wawasan lebih kepada peserta mengenai fenomena AI yang semakin menggantikan tenaga manusia dalam berbagai bidang pekerjaan.

AI akan menyebabkan pengangguran besar-besaran dalam jangka 2-3 tahun mendatang karena perusahaan tidak akan membutuhkan karyawan lagi jika AI mampu menyelesaikan berbagai tugas. Namun, terdapat langkah-langkah yang dapat diambil agar pengangguran massal ini tidak mengakibatkan kemiskinan dan kejahatan yang meluas, yaitu melalui pemberian pendapatan dasar universal.(esy/jpnn)

Exit mobile version